Menyusui ASI Bisa untuk Kontrasepsi Alami

img
Jakarta, Bertambah lagi manfaat memberi ASI eksklusif bagi ibu yang baru melahirkan. Selain cepat menurunkan berat badan, memberi ASI eksklusif juga bisa menjadi alat kontrasepsi alami bagi wanita. Kenapa bisa begitu?

Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi yang ideal untuk bayi yang baru lahir. ASI mengandung komponen laktosa, protein dan lemak yang mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi yang baru lahir. ASI juga mengandung semua komponen alami vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh bayi.

Ada banyak keuntungan yang bisa diambil jika ibu memberikan ASI pada bayinya, diantaranya adalah dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya. Selain itu ASI juga bisa melindungi bayi dari alergi, asma, diabetes, obesitas dan sudden infant death syndrome (SIDS) atau kematian mendadak.

Keuntungan lainnya adalah bayi yang mengonsumsi ASI selama 6 bulan pertama, memiliki tingkat IQ 5-10 kali lebih tinggi dibanding bayi yang tidak mengkonsumsi ASI.

Tidak hanya untuk bayi, ibu juga dapat mendapatkan manfaat dengan memberikan ASI secara eksklusif. Ibu yang menyusui dapat dengan cepat menurunkan berat badannya pasca melahirkan. Selain itu, menyusui ternyata juga bisa dijadikan sebagai kontrasepsi alami.

"Memberi ASI eksklusif bisa dijadikan sebagai kontrasepsi alami setelah melahirkan," ujar Prof DR Biran Affandi, Sp.OG (K), dari Asia Pasific Council on Contraception (APCOC) Indonesia, disela-sela acara Press Conference Hari Kontrasepsi Dunia 2010 di City Walk, Jakarta, Kamis (23/9/2010).

Menurut Prof Biran, ada syarat tertentu untuk menjadikan menyusui sebagai alat kontrasepsi alami, yaitu lamanya waktu memberikan ASI.

"Untuk menjadikan menyusui ASI sebagai kontrasepsi alami, ibu harus menyusui bayi setidaknya selama 1 jam dalam 1 hari," ujar dokter yang pernah menerima penghargaan Dokter KB Teladan pada tahun 1980 ini.

Prof Biran menjelaskan, dengan menyusui bayi setidaknya 6 kali sehari selama 10 menit, ibu sudah bisa ber-KB secara alami.

Dengan sering menyusui bayi, maka otak kecil si ibu akan memproduksi hormon prolaktin lebih banyak. Nah, semakin banyak hormon prolaktin, maka bisa menekan ovulasi (masa subur) pada wanita. Dengan kata lain, wanita yang menyusui menjadi tidak subur.

"Tapi jika kurang dari 1 jam, tidak ada jaminan bahwa si ibu tidak bisa hamil lagi," jelas Prof Biran lebih lanjut.

0 comments:

Posting Komentar